Tuhan yang menghitung, bukan kita!


– Diambil dari Renungan Gereja Kristen Yesus Jemaat Green Ville

Kaleb telah melayani TUHAN dengan mengabdikan hidupnya sampai tua. Dedikasi Kaleb tidak perlu diragukan. Kesungguhan hati mengikut dan melayani Tuhan berbuah manis dalam hidup Kaleb, yaitu ia memiliki Hebron sebagai tanah miliknya dan keturunannya.

Sebagai sesama pengintai pada zaman Musa, Yosua pasti amat mengenal dedikasi Kaleb. Kaleb tidak pernah setengah hati melayani Tuhan, tetapi seperti yang disaksikannya, “Aku tetap mengikuti TUHAN, Allahku, dengan sepenuh hati” (14:8, 9, 14). Pengulangan perkataan di atas sampai 3 kali menekankan kesungguhan kesaksian Kaleb. Ia tidak pernah menganggap dirinya lebih hebat, lebih berjasa, lebih mampu, lebih senior daripada orang lain. Permohonan Kaleb hanyalah supaya ia dapat menempati daerah Hebron sebagai daerah tempat kediamannya kelak di hari tua. Dalam Bilangan 14:24, TUHAN berkata tentang Kaleb, “lain jiwa yang ada padanya dan ia mengikut Aku dengan sepenuhnya,” maka Tuhan menjanjikan tanah Hebron menjadi miliknya ketika mereka sudah sampai di Kanaan.

Melayani Tuhan janganlah berlandaskan motivasi ingin memperoleh berkat. Berkat apa pun yang diberikan kepada kita adalah hak Tuhan sendiri. Tuhanlah yang berhitung ketika melihat apa yang kita kerjakan serta mempertimbangkan “upah” yang pantas untuk kita. Kita tidak berhak menuntut apa yang kita inginkan setelah melayani dan mempersembahkan hidup kepada Tuhan, karena seharusnya tujuan hidup kita hanyalah untuk kemuliaan-Nya. Tuhan menuntut kesetiaan sepenuh hati. Kesetiaan sepenuh hati selalu menuntut pengorbanan yang besar. Siapkah kita menyerahkan diri dan berkorban demi mewujudkan kesetiaan yang sepenuh hati pada Tuhan, sehingga Tuhan sendiri menghitung apa yang layak kita terima! [FW]

Yosua 14:14
“Itulah sebabnya Hebron menjadi milik pusaka Kaleb bin Yefune, orang Kenas itu, sampai sekarang ini, karena ia tetap mengikuti TUHAN, Allah Israel, dengan sepenuh hati. ”